Nah, sekarang kita masuk ke pembahasan mengenai upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengatasi bullying, termasuk melindungi pihak terlibat. Selain adanya pelaku dan korban bullying, tindakan ini juga tidak terpisahkan dari dua pihak lain yang memiliki peran besar bagi anak, yaitu orang tua dan sekolah.
Sebagai orang tua:
1. Dengarkan. Ketika orang tua melihat tanda yang (sepertinya) mengarah pada perilaku bullying, dukung anak untuk membicarakannya. Dengarkan dengan tenang, tanpa interupsi, dan tanpa menghakimi. Yakinkan mereka akan keamanan dan ucapkan terima kasih atau keputusan mereka untuk menyampaikannya pada anda sebagai orang dewasa.
2. Bicarakan. Cobalah untuk menjaga stabilitas emosi anda, karena respon anda dapat berdampak pada anak. Respon negatif yang anda tampilkan dapat menyebabkan anak ragu untuk membicarakannya kembali, justru, yakinkan mereka bahwa apapun yang mereka rasakan saat itu, valid.
3. Cari tahu apa yang terjadi. Siapa yang terlibat, di mana, seberapa sering, dan apabila terdapat saksi/bukti. Hindari konfrontasi langsung dengan pihak terkait.
4. Hubungi pihak sekolah. Buatlah janji untuk bertemu dengan pihak sekolah. Selain itu, cari tahu apakah sekolah memiliki aturan / program terkait bullying. Kumpulkan juga catatan, screenshots, riwayat chat, dll untuk mengingat detail spesifik kejadian bullying, sekaligus sebagai bukti tertulis tentang apa yang terjadi. Follow up untuk memastikan bahwa permasalahan tersebut ditangani.
Sebagai pihak sekolah:
Isu bullying tidak boleh disepelekan. Dampak negatif bullying begitu besar (contoh: masalah akademik, trauma, tindakan bunuh diri, dll). Lalu, sebagai bagian dari tempat anak menghabiskan waktu terbesar setiap harinya, apa yang dapat sekolah lakukan? Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Tingkatkan kesadaran di antara para guru, seperti dengan berbagi konten informasi tentang bullying. Pedoman dan aturan terkait bullying juga perlu didiskusikan bersama dengan pihak guru. Berikan pelatihan pada guru dan staf sekolah tentang bagaimana mengatasi bullying.
2. Ajak siswa untuk berpartisipasi. Bangun pedoman yang tegas dan jelas terhadap bullying, serta buat kesepakatan bersama dengan siswa mengenai tindakan apa yang dapat mereka ambil ketika melihat / mengalami perilaku bullying. Minta mereka untuk ikut menentukan apa konsekuensi dari perilaku tersebut. Yakinkan siswa bahwa guru bersedia membantu mereka jika dan ketika mereka di-bully.
3. Jika menyaksikan langsung kejadian bullying, tanggapi segera dengan melepaskan atau memisahkan anak-anak dari satu sama lain. Pastikan semua orang tetap aman. Jika diperlukan, mintalah bantuan guru / staf lain. Tetap tenang, dan tunjukkan perilaku tidak agresif yang tegas tanpa membuat pelaku terluka.
4. Berikan bantuan dan perlindungan yang memadai kepada korban bullying. Pastikan bahwa pelaku bullying tidak mengancam lagi. Selidiki alasan pelaku melakukan bullying. Tindak lanjuti secara teratur mengenai masalah tersebut sesudahnya. Jika perlu, carilah bantuan dari pihak eksternal.
Masih banyak hal yang perlu ditingkatkan guna mencegah perilaku bullying. Tapi, langkah awal seperti kesadaran mengenai betapa salahnya tindakan tersebut, perlu ditanamkan dalam diri semua orang. Dengan kerja sama yang baik dari berbagai pihak, akan membuat tujuan dari berbagai upaya di atas, yakni mengurangi atau bahkan menghilangkan bullying, mungkin dapat diwujudkan.
Referensi:
American Psychological Association. https://www.apa.org/topics/bullying.
Fauzia, Y.R. 2021. Bullying at School: What are the Motives and Causes?. Proceeding of the 1st International Conference on Social Sciences and Education. 33-40.
National Centre Against Bullying. https://www.ncab.org.au/bullying-advice/bullying-for-parents/ UNICEF. https://www.unicef.org/indonesia/id/child-protection/tips-untuk-guru-mengatasi-bullying