Kebebasan akses di internet dan media komunikasi yang juga bebas sensor menjadikan pornografi mudah didapatkan dan beredar di masyarakat, termasuk anak-anak dan remaja. Internet pun membuat materi pornografi sangat variatif, bukan hanya gambar, potongan video klip, gambar bergerak, dengan mudah ditemukan dan dibagikan di internet (bahkan tanpa adanya content warning).
Nah, sebagai pengguna internet aktif, remaja menjadi kalangan yang sangat berisiko terpapar pornografi (dan kemungkinan candu). Pada masa remaja, ada proses di mana bagian otak yang banyak digunakan akan berkembang, sedangkan yang jarang digunakan akan terpangkas. Jika hal tersebut berlangsung terus menerus, bakal terjadi perubahan fungsi otak termasuk emosi, kognisi, konsentrasi, persepsi diri, perilaku, bahkan disfungsi organ.
Remaja yang kecanduan pornografi akan menunjukkan gejala penurunan prestasi, perubahan pola tidur, pergi tidak mengenal waktu, banyak teman yang tidak dikenal, emosional, banyak persoalan, sehingga menimbulkan berbagai dampak buruk bagi diri sendiri maupun lingkungannya.
Apa saja kira-kira dampaknya? Berikut beberapa diantaranya:
- Fungsi otak menurun
- Jalur komunikasi di dalam otak terganggu. Dalam hal ini akan mengganggu fungsi otak seperti, emosi, pemusatan perhatian, pergerakan, kecerdasan dan pengambilan keputusan
- Seseorang mencontoh perilaku seperti yang dilihat dalam tayangan atau gambar pornografi
- Pada anak-anak, pornografi bisa membuat cemas dan sedih karena imajinasi mereka mengenai seksualitas tidak tercapai secara langsung
- Anak-anak juga bisa merasa jijik, syok, malu, marah, dan takut karena mereka masih terlalu muda untuk mempelajari hal-hal tersebut
- Sulit bermain dengan teman-teman karena fungsi kesenangan di otak sudah berbeda dengan anak seumuran lainnya.
- Berperilaku kasar, di mana pada saat dewasa orang yang sudah kecanduan pornografi cenderung akan menganggap pasangannya sebagai objek seksual semata sehingga harga diri pasangannya dianggap rendah dan berhak melakukan apa pun
Faktor keluarga dan orang-tua menjadi penting untuk mencegah adiksi pornografi. Berikut 10 tips untuk orang-tua dalam mencegah anak/remaja terpapar pornografi, yaitu:
(1) Memberikan perhatian, kasih sayang dan penghargaan kepada anak,
(2) Dampingi anak ketika mengakses internet,
(3) Memberi anak pemahaman tentang internet sehat,
(4) Mengenali teman dan lingkungan sekitarnya untuk pencegahan.
(5) Menempatkan komputer di ruangan keluarga,
(6) Menyepakati aturan bersama mengenai penggunaan gawai,
(7) Memberi pendidikan seks sesuai tumbuh kembang anak,
(8) Memasang aplikasi pengaman pada gawai,
(9) Melatih anak agar mampu berkata tidak terhadap ajakan akses pornografi dan
(10) Bila anak ketahuan membuka situs porno, ingatkan.
Selain keluarga dan orang-tua, tentunya peran pendidik juga menjadi faktor penting. Perlu adanya komunikasi dua arah dan terbuka tentang dampak adiksi pornografi, serta menggali potensi positif pada anak remaja. Remaja sendiri pun perlu mendapatkan edukasi dan keterampilan diri yang cukup agar ia bisa menfokuskan diri pada peningkatan potensi dan keterampilan dirinya serta terhindar dari adiksi pornografi.