Sebelumnya, kita sudah pernah membahas mengenai Self-Care dan Self-Love. Buat kalian yang belum tau, jangan lupa cek artikel sebelumnya ya!

Kali ini, terkait dengan Self-Care, kita mau membahas mengenai journaling, sebuah metode terapeutik yang bisa dikatakan paling gampang buat diterapkan. Pernah punya buku diari? Nah, menuliskan cerita melalui diari termasuk ke dalam salah satu bentuk journaling.

Apakah kalian pernah merasa sulit untuk mengekspresikan perasaan kalian? Mau cerita tapi takut di-judge oleh orang lain? Nah, journaling bisa menjadi langkah pertama untuk mengungkapkan isi hati loh!

Journaling adalah bentuk terapi yang murah, rendah efek samping, namun dapat membantu dalam memanajemen simptom kesehatan mental (Sohal et al., 2022).

Journaling prompts dapat dengan mudah ditemui di internet. Berbagai pertanyaan sederhana seperti “Deskripsikan dirimu dalam 10 kata”, “Bagaimana liburan yang ideal bagimu” dan “Apa bentuk self-care favoritmu”, dapat menjadi warm-up untuk memulai menuliskan jurnal.

Bentuk lain dari journaling yang bisa dilakukan adalah expressive writing. Metode ini tidak seperti diari yang berisi kumpulan cerita keseharian ataupun jurnal dengan prompt tertentu. Expressive writing memungkinkan kita untuk menuliskan apa yang kita rasakan atau pikirkan saat itu. Ya, jadinya seperti menulis bebas. Kalau lagi ingin mengungkapkan sesuatu, tinggal tuliskan, kalau tidak ada, ya gak apa-apa, karena seberapa sering kamu mengungkapkannya melalui tulisan itu terserah diri sendiri (Stokes, 2021).

Journaling juga tidak perlu dilakukan secara tertulis (dalam artian menuliskan di kertas dengan pena) loh! Sudah banyak aplikasi journaling yang bisa kamu temukan untuk gadget-mu. Ada yang berbentuk seperti diari, ada yang seperti aplikasi chatting, ada yang dilengkapi dengan beberapa fitur tambahan seperti mood tracker, daily question prompts, hingga meditasi dan latihan pernafasan. Sehingga, ketika kamu perlu mengekspresikan perasaan secara tertulis, kamu bisa lakukan dimanapun dan kapanpun.

Jadi, kalau lagi ingin mengungkapkan sesuatu tapi tidak tau harus ke mana, journaling bisa banget untuk dicoba!

Disclaimer: Tentu saja, journaling hanya untuk menjadi langkah awal ya. Beberapa strategi yang disarankan adalah bercerita dengan seseorang yang kamu percaya, tidak takut meminta bantuan profesional (psikolog atau psikiater) ketika dibutuhkan, dan yang paling dasar, menyadari bahwa ada opsi-opsi lain yang dapat membantu pada situasi yang dihadapi (Keech & Coberly-Holt, 2021). Jadi, pertama-tama, kita perlu mundur sejenak untuk melihat situasi yang dihadapi, opsi yang terseda, baru kemudian menentukan tindakan apa yang dapat dilakukan saat itu.

Referensi:

  • Mindful Health Solutions. (2022). 20 Journaling Prompts for Mental Health.
  • Keech, K.N. & Coberly-Holt, P.G. (2021). Journaling for Mental Health. Strategies and Tactics for Multidisciplinary Writing, 39-44.
  • Sohal, M., Singh, P., Dhillon, B. S., & Gill, H. S. (2022). Efficacy of journaling in the management of mental illness: A systematic review and meta-analysis. Family Medicine and Community Health, 10(1). Stokes, V. (reviewed by Dr. Sheri Jacobson). (2021). Expressive Writing.