Ketika kita membicarakan mengenai masalah kesehatan mental dan orang-orang yang sedang berjuang/memiliki riwayat terkait kesehatan mental, pasti pernah terlihat beberapa topik/saran terkait menceritakan hal tersebut kepada orang lain, atau sulitnya untuk terbuka pada orang lain. Nah, tahukah kamu apa yang membuat sulit rasanya untuk mengungkapkan masalah kita pada orang lain?

Salah satunya adalah, adanya rasa takut jika kita akan dihakimi mengenai hal tersebut.

“Kamu masih mending.”

“Masih ada orang yang lebih susah.”

“Gitu doang mah.”

“Oh kalo aku dulu lebih parah.”

Komentar dan perbandingan seperti itu kerap membuat orang lain merasa tidak nyaman loh.

Mendengarkan tanpa menghakimi bukan berarti menghindari komentar seperti itu, tapi… lebih pada menyesuaikan dan memastikan bahwa komentar negatif tersebut tidak tersampaikan ketika bermaksud membantu orang lain yang membutuhkan. Karena pada beberapa situasi demikian, kita perlu mempertahankan sikap positif dan supportif sepenuhnya, tanpa terkecuali.

Nah, berikut beberapa tips yang dapat membantu untuk menjadi pendengar yang baik bagi orang lain (terutama orang terdekat) yang membutuhkan bantuan tanpa menghakimi mereka:

  1. Renungkan keadaan diri sendiri.
    Sebelum membantu orang lain, pastikan bahwa kondisi diri kamu tenang, terbuka dan siap membantu orang lain. Ingat, ketika teman, rekan, atau anggota keluarga membutuhkan bantuanmu, penting untuk mengesampingkan pemikiran dan perasaan pribadi.
  2. Bersikap menerima, tulus, dan berempati.
    Terima dan akui perasaan orang lain sebagai suatu hal yang valid untuk ia rasakan, meskipun mungkin kamu memiliki pengalaman yang berbeda atau tidak setuju dengan mereka. Membayangkan dirimu berada di posisi mereka dapat membantu merasa lebih empati.
  3. Berikan respon verbal sederhana dan bahasa tubuh yang positif.
    Ketika membantu orang lain yang memiliki masalah emosional atau kondisi distress, cobalah untuk tidak bereaksi/berkomentar terhadap apa yang mereka katakan. Namun, Kamu bisa memberikan balasan sederhana untuk menunjukkan bahwa kamu mendengarkan cerita mereka. Seperti menanyakan perasaan mereka, merespon “aah” “oh gitu” tanpa memotong pembicaraan mereka. Menjaga kontak mata, duduk di samping mereka dan mengangguk kecil juga dapat menunjukkan bahwa kamu mendengarkan mereka.
  4. Sadari adanya perbedaan budaya.
    Jika kamu membantu teman atau rekan dari dari latar belakang budaya yang berbeda, kamu mungkin perlu menyesuaikan diri dengan pendekatan seperti apa yang secara budaya dapat diterima oleh orang tersebut.

Tips di atas dapat menjadi awal untuk membantu orang lain tanpa menghakimi apa yang mereka rasakan. Menyadari bahwa setiap orang berbeda dan berusaha mendengarkan secara aktif dapat membantu kita memahami perasaan orang lain bahkan me-manage perasaan dan pemikiran diri kita sendiri.

Referensi:
https://www.mentalhealthfirstaid.org/2019/08/five-tips-for-nonjudgmental-listening/
https://www.lloydswellbeingcentre.co.uk/blog/non-judgemental-listening/