Dalam perjalanan meraih kesuksesan, banyak orang meyakini bahwa bakat adalah faktor penentu utama. Namun, psikolog ternama Angela Duckworth, dalam bukunya yang berjudul GRIT: The Power of Passion and Perseverance, menyajikan sudut pandang yang berbeda. Menurut Duckworth, kunci keberhasilan jangka panjang bukanlah hanya bakat, melainkan kombinasi unik dari gairah dan ketekunan yang ia sebut sebagai “GRIT”. GRIT adalah kemampuan untuk bertahan dan tidak menyerah dalam mencapai tujuan, bahkan ketika dihadapkan pada kesulitan dan kegagalan.
Konsep inti GRIT bertumpu pada dua pilar utama. Pilar pertama adalah gairah (passion), yaitu ketertarikan yang mendalam dan konsisten terhadap suatu hal. Ini bukan sekadar antusiasme sesaat, melainkan komitmen untuk mencintai apa yang dikerjakan dalam jangka panjang. Pilar kedua adalah ketekunan (perseverance), yang merupakan kegigihan untuk terus berupaya meskipun tantangan dan kemunduran datang silih berganti. Orang yang memiliki GRIT tidak mudah putus asa; mereka melihat kegagalan sebagai bagian dari proses belajar dan terus maju dengan semangat yang tak padam.
Bagi individu, manfaat GRIT sangatlah besar. Seseorang dengan GRIT memiliki mental yang tangguh, mampu menghadapi kritik konstruktif, dan memandang setiap hambatan sebagai peluang untuk berkembang. Mereka cenderung memiliki tujuan yang jelas dan tidak tergoyahkan oleh distraksi. Dalam lingkungan kerja, individu yang memiliki GRIT akan menjadi aset berharga. Mereka adalah sosok yang dapat diandalkan untuk menyelesaikan proyek-proyek menantang dan memotivasi rekan kerja dengan semangat positif mereka.
Dalam konteks kelompok atau perusahaan, GRIT dapat diimplementasikan untuk membangun budaya kerja yang unggul. Para pemimpin dapat menanamkan nilai-nilai GRIT dengan mendorong anggota tim untuk menetapkan tujuan jangka panjang yang ambisius, tetapi realistis. Penting juga untuk menciptakan lingkungan yang mendukung, di mana kegagalan tidak dipandang sebagai aib, melainkan sebagai batu loncatan menuju perbaikan. Perusahaan dapat mengadakan sesi pelatihan atau workshop yang berfokus pada pengembangan ketekunan dan gairah, seperti yang dirancang dalam modul pelatihan “GRIT in Action”.
Modul semacam ini dapat membantu karyawan memahami dan mempraktikkan :
- Guts (keberanian),
- Resilience (keuletan),
- Initiative (inisiatif),
- Tenacity (keuletan),
yang semuanya merupakan bagian tak terpisahkan dari GRIT.
Dengan demikian, GRIT bukanlah sekadar teori, melainkan sebuah filosofi yang dapat diterapkan secara konkret. Dengan menumbuhkan gairah dan ketekunan pada setiap individu dan tim, perusahaan dapat membangun fondasi yang kokoh untuk mencapai kesuksesan yang berkelanjutan.
