Pernahkah Anda merasa semakin keras Anda berusaha, hasilnya justru semakin menjauh? Inilah yang disebut “The Law of Reversed Effort” , hukum usaha terbalik. yang pertama kali dikemukakan oleh Aldous Huxley: “Semakin keras kita berusaha secara sadar untuk melakukan sesuatu, semakin kecil kemungkinan kita berhasil.”

Coba bayangkan ini:

  • Anda memaksa diri untuk tidur lebih cepat, malah terjaga semalaman.
  • Anda mengejar pasangan ideal dengan terburu-buru, justru tak kunjung bertemu orang yang cocok.
  • Anda memaksa diri untuk jadi kreatif, tapi inspirasi tak kunjung datang.

Kisah Zen klasik menceritakan seorang murid bela diri bertanya pada gurunya, “Berapa lama saya bisa menguasai ilmu ini?” Sang guru menjawab, “10 tahun.” Murid itu berkata, “Kalau saya latihan dua kali lipat, tiap hari tanpa henti?” Sang guru tersenyum, “Kalau begitu, 20 tahun.”

Maknanya jelas, kita tidak bisa memaksakan proses yang memang  membutuhkan waktu. Karier, bisnis, hubungan, hingga kesehatan semuanya bukan hasil sprint, tapi maraton. Usaha ekstra bukan berarti hasil instan. Justru, upaya memaksa sering memperlambat kita. Seperti pepatah yang  mengatakan: “Pelan itu halus, dan halus itu cepat.”

Apa manfaat memahami ini. Dengan memahami  “The Law of Reversed Effort” , kita belajar:

  • Menghargai proses, bukan hanya hasil
  • Mengurangi tekanan dan rasa frustrasi saat progres terasa lambat
  • Membangun ketahanan jangka panjang
  • Menjadi lebih mawas diri dan efisien dalam bekerja
  • Menghindari jebakan shortcut yang menyesatkan

Beberapa hal dalam hidup—seperti membangun hubungan, menemukan makna, atau mencapai kebijaksanaan—lebih baik dicapai dengan ketenangan, penerimaan, dan konsistensi, bukan dengan paksaan atau ambisi berlebihan.

Seringkali, cara tercepat mencapai tujuan bukan dengan berlari, tetapi dengan melangkah mantap, sabar dan konsisten.

Call to Action: Pernahkah Anda mengalami momen di mana berhenti memaksa justru membawa hasil lebih baik ? Bagikan di kolom komentar, kisah Anda bisa menjadi inspirasi bagi yang lain

Ronal Tuhatu, Psikolog Magna Penta

Image by Ben Kerckx from Pixabay