Kompas pada 30 Juli 2025, melalui artikel “Kesepian Menggerogoti Tubuh dan Jiwa”, mengungkapkan bahwa kesepian yang berkepanjangan dapat berdampak serius pada kesehatan fisik dan mental, bahkan menjadi beban sosial. Kasus nyata seorang karyawan menunjukkan bagaimana kesepian dapat memicu masalah kesehatan seperti peningkatan berat badan, pola tidur kacau, dan kelelahan kronis.

Kompas mengonfirmasi korelasi kuat antara kesepian dengan depresi, gangguan kejiwaan, dan keinginan bunuh diri. Kesepian juga berelasi positif dengan penyakit fisik seperti stroke, diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung. WHO bahkan menyatakan bahwa orang kesepian berisiko lebih tinggi terkena penyakit jantung dan diabetes, serta dapat menurunkan daya tahan tubuh.

Implikasinya bagi dunia kerja sangat jelas: karyawan yang kesepian rentan mengalami gangguan kecemasan, gangguan tidur, stres, dan depresi. Kondisi ini dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko kegemukan, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke, dan penurunan fungsi kognitif, yang pada akhirnya memengaruhi produktivitas. Ironisnya, kesepian sering kali diabaikan atau dialihkan ke pekerjaan, bahkan menjadi indikasi “gila kerja”.

Peran Perusahaan dalam Menjaga Kesejahteraan Karyawan

Kesepian adalah masalah kolektif di lingkungan kerja, bukan hanya individu. Perusahaan memiliki peran vital dalam menciptakan lingkungan kerja yang mendukung dan mengurangi risiko kesepian. Langkah-langkah penting meliputi:

  • Membangun koneksi sosial bermakna, seperti melalui team building.
  • Meningkatkan kesadaran dan sosialisasi kesehatan mental.
  • Menciptakan budaya inklusif.
  • Mendukung keseimbangan hidup dan kerja yang sehat.
  • Menyediakan akses ke dukungan profesional seperti EAP.

Kesepian adalah ancaman serius bagi kesejahteraan karyawan dan produktivitas organisasi. Penting bagi pemimpin dan profesional HR untuk memandang kesepian sebagai isu strategis. Dengan lingkungan kerja yang suportif dan inklusif, kita bisa membangun tim yang lebih kuat dan masyarakat yang lebih sehat. Mari kita mengambil tindakan nyata untuk mengatasi masalah ini!


Ronal Tuhatu, Psikolog @Magna Penta Consulting


Photo by Headway on Unsplash