Di dunia kerja yang serba cepat dengan tenggat waktu ketat, wajar jika stres muncul dan memengaruhi rekan kerja. Namun, karena rekan kerja juga berada di bawah tekanan mereka sendiri, kita berisiko menciptakan lingkaran setan di mana stres saling memengaruhi dan membesar. Meskipun kita tidak bisa mengendalikan perilaku orang lain, kita bisa mengendalikan perilaku kita sendiri untuk mengurangi stres di kantor. Dorie Clark dalam artikelnya di Harvard Business Review ini menawarkan tiga strategi sederhana namun ampuh untuk meredakan tekanan dan memastikan kita tidak membebani kolega dengan stres yang tidak perlu.

  1. Hindari Pesan yang Ambigu
    Pesan yang ambigu, meskipun mungkin tidak berbahaya, sering kali diartikan seperti “tes Rorschach” karena memicu ketakutan dan interpretasi negatif. Contohnya, sebuah email yang dikirim larut malam dengan kalimat “Kita perlu bicara,” tanpa penjelasan lebih lanjut, bisa memicu rentetan pertanyaan yang tidak membantu: Apakah ada masalah? Apa yang saya lakukan? Apakah dia akan menegur saya?. Pesan semacam ini mungkin dikirim karena pengirim sedang terburu-buru, seperti saat mengetik teks singkat dalam perjalanan. Namun, ada juga yang sengaja menggunakan pesan ambigu sebagai taktik kekuasaan untuk membuat orang lain bertanya-tanya dan khawatir. Apa pun alasannya, pesan ini memberikan beban mental yang tidak dapat dimaafkan. Untuk menjadi rekan kerja yang lebih baik, hentikan kebiasaan ini.
  2. Prioritaskan Respons Anda
    Seorang profesional rata-rata mengirim atau menerima 122 pesan email per hari. Sering kali, sebagian besar pesan ini bersifat informatif dan tidak mendesak. Namun, ada pengecualian untuk pesan yang berisi pertanyaan spesifik dan mendesak, seperti persetujuan draf presentasi atau tawaran pekerjaan. Menunda respons terhadap pesan-pesan penting ini dianggap sebagai perilaku “menghalangi” yang menciptakan dampak negatif di seluruh organisasi. Bahkan jika Anda sibuk, luangkan setidaknya 15 menit setiap hari untuk meninjau dan merespons pesan yang paling penting dan mendesak. Tindakan ini menunjukkan bahwa Anda adalah pemain tim dan membuat hidup semua orang lebih mudah.
  3. Berhenti Mengawasi Secara Berlebihan
    Sama buruknya dengan mengabaikan komunikasi adalah mengawasi rekan kerja secara berlebihan. Orang yang perfeksionis atau merasa sangat bertanggung jawab atas sebuah proyek mungkin tergoda untuk memantau setiap gerakan rekan kerjanya untuk memastikan mereka bekerja sesuai waktu dan anggaran. Meskipun niatnya baik, akibatnya rekan kerja akan merasa diburu, tidak dipercaya, dan diatur secara mikro (micromanaged). Pengawasan yang terlalu ketat justru dapat membuat kinerja mereka memburuk. Sebaliknya, berikan otonomi kepada profesional yang bertanggung jawab dan tetapkan garis waktu serta metrik kemajuan yang disepakati. Hal ini mengurangi tekanan dan memungkinkan mereka melakukan pekerjaan terbaiknya.

Kesimpulan
Stres adalah hal yang tak terhindarkan di tempat kerja yang serba cepat, tetapi kita bisa mengambil langkah-langkah untuk mengendalikan penyebarannya. Dengan membatasi pesan yang ambigu, merespons permintaan spesifik tepat waktu, dan memberikan kelonggaran kepada rekan kerja, kita bisa berperan dalam menghentikan “penularan” stres di tempat kerja, karena setiap orang sudah memiliki cukup stres mereka sendiri.

Oleh: Ronal Tuhatu, Psikolog Organisasi


Photo by Akram Huseyn on Unsplash