Pernah kebayang gak kalau musik itu bisa dikaitkan dengan Ilmu Psikologi? Dengerin lagu sedih ketika galau, atau dengerin lagu catchy biar semangat. Ada loh Ilmu Psikologi yang membahasnya!
Jadi, ada yang namanya Psikologi Musik. Cabang dari ilmu psikologi yang mempelajari proses mental manusia dalam merespon, membayangkan, mengontrol, dan mengevaluasi musik (Robert Gjerdingen). Dimana tujuannya adalah untuk menjelaskan dan memahami tingkah laku dan pengalaman musikal, termasuk bagaimana proses dari musik dipersepsikan, dibuat, direspon, dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari (Siu Lan Tan dan kawan-kawan)
Musik dapat menggerakan kita ke ketinggian atau kedalaman emosi. Hal tersebut dapat membuat kita membeli sesuatu, atau mengingatkan tentang kencan pertama kita. Mengangkat kita keluar dari depresi ketika tidak ada yang bisa melakukannya, membuat kita berdansa/berjoget/bergoyang. Tidak sampai di situ, kekuatan musik bergerak lebih jauh. Bahkan musik menempati lebih banyak area dalam otak kita dari pada Bahasa. Oleh karena itu manusia adalah spesies musik.
Pernah dengar musik bisa memberikan efek healing atau terapeutik?
Ada yang namanya Terapi Musik, yang bisa digunakan dalam konteks klinis dan non-klinis.
Dalam bidang klinis, terapi musik dapat diaplikasikan untuk membantu klien mengembangkan potensi mereka diantaranya, kemampuan motorik, emosional, dan fungsi psikologis lainnya.
- Menurunkan kecemasan
- Meringankan gejala depresi
- Meningkatkan atensi/fokus
- Meningkatkan memori sekuensial auditori untuk perbaikan bahasa ekspresif
Dalam non-klinis, musik dapat dimanfaatkan pada kehidupan sehari-hari dengan tips berikut:
- Belajarlah alat musik yang kamu sukai untuk mendapatkan manfaat yang maksimal secara kognitif.
- Dengarkan musik sesuai dengan preferensi musikmu.
- Musik tidak langsung mencerdaskan. Tapi integrasikan musik dan proses belajarmu biar apa yang kamu pelajari bisa lebih maksimal (misalnya membuat lirik lagu tentang materi yang dipelajari di kuliah).
That is, my friend, is the power of Music!